Cay Indra and his fresh thoughts.

Monday, January 24, 2005

Satu Raga Dua Jiwa

Baru kembali setelah pamit sekian waktu dari blogging, salah satu alasannya adalah karena berkabung.

Seorang teman dekat di kantor baru saja meninggal. Dia bule dari Inggris, tipikal Singapore-influenced Briton yang gila dan suka bergaya Singlish (lebih untuk menyindir kacaunya Inggris penduduk lokal). Ia jatuh ketika sedang panjat tebing, olahraga kegilaannya. Satu cerita sedih.

Ada yang menarik di sini. Ketika gue dan temen-temen kantor lainnya datang ke pemakamannya, kami super terkejut, karena ternyata almarhum memiliki istri. Selama ini kami selalu menyangka - dan ia selalu bergaya seolah-olah - dia adalah bujangan. Bukan itu aja, pada waktunya pihak istri dan keluarga menceritakan kenangan bersama almarhum, terasa buat kami bahwa yang diceritakan itu adalah orang yang sama sekali berbeda dengan orang yang kami kenal.

Di tengah keterkejutan itu, gue jadi teringat, bahwa kepribadian ganda nggak selalu harus ekstrim semacam Sybil. Sesungguhnya, setiap orang berpotensi memiliki beberapa kepribadian. Satu alasan yang paling simpel dan logis adalah, adanya tekanan dan ketidakpuasan terhadap karakter yang sekarang, sehingga memunculkan karakter lain yang berbeda. Akhirnya, di titik ekstrem, bisa aja masing-masing menemukan 'bentuk'nya sebagai dua individu yang berbeda, yang bertolak belakang. Satu raga, dua jiwa.

Jadi teringet masa kecil dulu, di mana gue kalo di rumah (bareng keuarga) sangat pendiem, sedangkan ketika di luar (sama teman-teman), gue 'berubah' menjadi pribadi yang benar-benar terbuka. Baru pas gede aja gue akhirnya berhasil ngebuat keduanya jadi sinkron. Atau belum?